RENUNGAN HARI INI
Pagi
PENCIPTA GUNUNG-GUNUNG
Bacaan: Mazmur 102:4-13
NATS: Yerusalem, gunung-gunung sekelilingnya; demikianlah Tuhan sekeliling umat-Nya (Mazmur 125:2)
Alkitab menggunakan gambaran yang jelas untuk
mengungkapkan betapa singkat hidup kita di bumi ini. Ayub mengatakan bahwa hari-harinya "berlalu lebih cepat daripada seorang pelari" dan "meluncur lewat laksana perahu dari pandan" (Ayub 9:25,26).
Saya teringat pengalaman saya ketika berkhotbah pada kebaktian pemakaman seorang ibu muda. Dari tempat saya berdiri, saya bisa melihat Pegunungan Rocky yang menjulang di atas cakrawala sebelah barat. Pemandangan tersebut menggugah saya untuk merenungkan bahwa suatu hari nanti saya akan menyusul ibu muda itu melewati lembah bayangan kematian, sedangkan puncak-puncak gunung tersebut masih tetap menjulang ke langit. Pada akhirnya, pegunungan itu akan hancur lebur menjadi debu, tetapi Allah yang menciptakannya akan tetap ada selamanya dalam kemuliaan kekal. Saat itu saya juga menyadari bahwa saya dan teman yang meninggal tersebut, berkat kasih karunia Allah, akan hidup bersama Dia selamanya.
Ketika kehidupan yang singkat dan segala sesuatu yang bersifat sementara di dunia ini membuat kita cemas, ingatlah kepada Sang Pencipta gunung-gunung. Dia selalu ada; dahulu, sekarang, dan selama-lamanya. Seperti dikatakan pemazmur, "Engkau, ya Tuhan, bersemayam untuk selama-lamanya" (102:13).
Kebenaran tersebut memberikan harapan kepada kita. Jika karena iman, kita menjadi milik Yesus Kristus Sang Juru Selamat, yang ada dari dahulu sampai selamanya, maka pada suatu hari nanti kita akan bersukacita di surga dengan pujian yang tiada akhir kepada-Nya --VCG
MELIHAT PENYERTAAN ALLAH DALAM SEGALA SESUATU
AKAN MENJADIKAN HIDUP KITA SUATU PETUALANGAN YANG HEBAT
AKAN MENJADIKAN HIDUP KITA SUATU PETUALANGAN YANG HEBAT
Siang
NATAL KELABU
Bacaan: Yesaya 53:1-6
NATS: Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya (Yesaya 53:4)
Saat ini, semakin banyak gereja yang setiap tahun menyelenggarakan kebaktian-kebaktian Natal Kelabu bagi orang-orang yang menghadapi kedukaan dan kehilangan. Musim liburan yang menekankan kebahagiaan dan kegembiraan acap kali membuat orang-orang yang sedang mengalami kekecewaan merasa lebih sedih.
Artikel di Associated Press mengutip seorang pendeta yang melukiskan kebaktian Natal Kelabu sebagai "kesempatan bagi orang-orang untuk datang dan berada di dalam hadirat Allah serta mengakui dukacita, keputusasaan, dan kesepian mereka, lalu menyerahkannya kepada Allah." Seorang peserta menambahkan, "Itu adalah tempat yang baik untuk menangis dan tidak seorang pun akan merasa keberatan."
Selama masa Natal, kita sering membaca nubuatan-nubuatan Yesaya tentang Mesias yang akan datang, yang akan lahir dari seorang perawan (Yesaya 7:14) dan disebut "Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (9:6). Namun, mungkin kita juga perlu memasukkan kata-kata di dalam Yesaya 53: "Ia ... seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.... Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya ... dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh" (ayat 3-5). Pemazmur mengingatkan kita bahwa "[Tuhan] menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka" (Mazmur 147:3).
Jika Anda merasa sedih pada hari Natal ini, ingatlah: Yesus datang untuk menyelamatkan kita, menolong kita, dan menyembuhkan kita --DCM
YESUS MENYEDIAKAN OASIS ANUGERAH
DI GURUN KEDUKAAN
DI GURUN KEDUKAAN
Malam
PINTU KERENDAHAN HATI
Bacaan: Filipi 2:5-11
NATS: Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada (Filipi 2:9,10)
Selama berabad-abad, pintu masuk Gereja Kelahiran di Betlehem telah dua kali diperkecil. Tujuannya adalah agar para perampok berkuda tidak dapat menerobos masuk. Pintu itu sekarang disebut “Pintu Kerendahan Hati”, karena para pengunjung harus membungkuk untuk dapat masuk.
Saat kita beranjak tua, menekuk lutut menjadi semakin sulit dan sakit. Di dunia kesehatan, beberapa orang dengan berani menjalani operasi penggantian lutut. Untuk menghindari kerusakan sambungan yang semakin sakit selama bertahun-tahun, mereka rela menderita selama beberapa minggu.
Seperti lutut fisik kita, lutut rohani pun dapat menjadi kaku seiring dengan berjalannya waktu. Tahun-tahun yang penuh kesombongan dan keegoisan yang keras kepala membuat kita tidak fleksibel, sehingga semakin sulit dan menyakitkan bagi kita untuk merendahkan diri. Karena terbujuk oleh perasaan penting yang palsu saat orang lain tunduk kepada kita, kita tidak pernah belajar bahwa arti penting yang sejati muncul bila kita tunduk kepada Allah dan orang lain (Efesus 5:21; 1 Petrus 5:5).
Pada saat kita merayakan kelahiran Yesus, alangkah baiknya jika kita mengingat Pintu Kerendahan Hati, karena hal itu mengingatkan kita bahwa kita semua membutuhkan lutut-lutut baru, yaitu lutut yang bersedia menekuk. Kerendahan hati merupakan satu-satunya jalan untuk memasuki hadirat Allah.
Menghormati Dia yang telah membungkuk begitu rendah untuk menyertai kita, benar-benar merupakan sebuah jalan yang lebih baik -JAL
JALAN MENUJU KEMENANGAN
DIASPAL OLEH SIKAP TUNDUK YANG RENDAH HATI KEPADA ALLAH
DIASPAL OLEH SIKAP TUNDUK YANG RENDAH HATI KEPADA ALLAH
RENUNGAN HARI INI
Reviewed by Unknown
on
Desember 09, 2015
Rating:
Tidak ada komentar: