Renungan Tahun Baru : Kesempatan untuk Memulai Hal Baru
Natal
sudah
berlalu, dan pikiran kita sudah dialihkan ke momen Tahun Baru.
Sebenarnya
Januari bisa jadi adalah bulan yang paling menyedihkan sepanjang tahun.
Tagihan
dari kartu kredit akan melonjak karena habis dipakai untuk perayaan
Natal dan
liburan musim dingin. Itu artinya kita akan kehilangan momen untuk
melakukan kegiatan yang kita sukai di luar sana selama beberapa bulan ke
depan.
Musim
dingin tidak harus selalu suram, seperti masa suram dalam hidup kita.
Bahkan, rasul Paulus dalam surat terakhirnya menuliskan beberapa nasihat
kepada teman
dekatnya, Timotius. Pesannya adalah agar Timotius tetap kuat dan teguh
dalam memberitakan injil.
Paulus
kala
itu sedang berada di penjara di Roma dan dia tahu bahwa waktunya sudah
hampir
habis. Dia menyampaikan pesan terakhir hidupnya kepada rekan seimannya.
Jika
kamu ada diposisinya, apa kata-kata terakhir yang hendak kamu sampaikan
kepada
seseorang yang paling dekat denganmu? Hampir semua dari kita pasti akan
menyampaikan tentang sesuatu yang paling penting dalam hidup kita bukan?
Tidak
berbeda dengan Paulus. Kata-kata terakhirnya kepada Timotius ditemukan
dalam 2
Timotius 4: 9-21. Paulus tahu bahwa dia tidak akan mungkin bertahan di
musim
dingin sendirian, karena itu dia mendesak Timotius untuk segera datang.
Dia
meminta tiga hal : membawa jubah yang ditinggalkannya di Troas,
perkamennya serta membawa serta Markus (sang penulis salah satu dari
empat injil).
Menariknya,
permintaan untuk bertemu Markus sepertinya adalah permintaan yang paling
penting
bagi Paulus. Mungkin saat itu Markus pulang karena rindu rumah setelah
melakukan perjalanan bersama Paulus dan Barnabas ke Turki. Tapi, Alkitab
mencatat bahwa Markus ‘berpisah dari mereka dan kembali ke Yerusalem’.
Hati
Paulus
benar-benar berkobar-kobar untuk menyebarkan pesan Injil dan tentunya
tak bisa
memahami alasan Markus meninggalkan panggilannya untuk melayani Tuhan.
Bukan hanya tidak dipahami, hal itu justru
meningkatkan ketegangan hubungan antara Paulus dengan Barnabas, paman
Markus
dan seorang pendamping Paulus sat perjalanan misi pertama mereka.
Barnabas benar-benar meninggalkan Paulus saat perjalanan misi kedua
mereka.
Alkitab
mengajarkan kita bahwa “Segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan
kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan
rencana Allah.” Itulah gambaran yang terjadi antara Paulus dan Barnabas.
Tuhan
justru menggunakan perdebatan kedua hamba-Nya ini untuk tujuan
melipatgandakan
pelayanan mereka. Barnabas membawa Markus menuju Siprus, sementara
Paulus ditemani oleh Silas ke Siria dan Kilikia (Kisah Para Rasul 15:
39-40).
Kita tidak
tahu apakah maksud panggilan Paulus kepada Markus adalah untuk meminta
pengampunan atas kebaikan Markus. Tapi itulah salah satu yang terpenting yang
mungkin ingin dia lakukan sebelum meninggalkan dunia ini. Terlepas dari penyebab
keretakan hubungannya dengan Markus, dia tahu bahwa dirinya akan segera
diadili. Karena itulah dia mendesak Timotius untuk membawa serta Markus kepadanya.
Musim
dingin mungkin sudah berdampak luas atas sekitar kita. Tentu saja itu bukanlah
pertanda akhir dari hidup kita, namun banyak diantara kita yang masih memiliki
hubungan yang rusak karena penghakiman yang tak beralasan, perkataan yang
melukai, atau tindakan yang tidak baik.
Meskipun
rasanya sebagian dari kita terasa enggan untuk mengakuinya, namun kita harus
melakukannya. Paulus memanggil Markus, yang pernah berselisih dengan dia saat
menjalankan pelayanan, dan hal itu juga bisa kamu lakukan. Aturlah pertemuan
dengan seseorang yang sudah kamu lukai, matikan harga diri yang kamu selalu
junjung, dan minta maaflah atas semua kesalahanmu. Rekonsiliasi ini bisa jadi
membawa berkat bagi kalian di tahun 2017 ini.
Renungan Tahun Baru : Kesempatan untuk Memulai Hal Baru
Reviewed by GKJW NGANJUK
on
Januari 03, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: